Home » » Sekilas Tentang Mastitis (Radang Ambing)

Sekilas Tentang Mastitis (Radang Ambing)

Posted by M. calabura Leaves Extract on Selasa, 12 Mei 2015

Mastitis merupakan peradangan kelenjar susu yang disertai dengan perubahan fisik, kimiawi dan mikrobiologi. Mastitis adalah radang pada kelenjar susu (mammae) pada sapi perah, penyakit ini tersebar luas di berbagai belahan dunia. Penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai jenis mikroba patogen yang masuk dalam ambing susu melalui saluran susu pada puting ambing susu, antara lain: Steptococcus spp., Staphylococcus spp., bakteri Coliform, dan patogen lainnya (Supar dan Ariyanti, 2008).
Penyebab mastitis subklinis yang paling sering terdeteksi adalah Staphylococcus aureus (S. aureus) dan beberapa jenis bakteri lain seperti Streptococcus agalactiae dan Eschericia coli (Abrar, dkk, 2012). Mastitis subklinis ditandai dengan peningkatan jumlah sel somatik (JSS) dalam susu tanpa disertai pembengkakan ambing, dan jika diuji dengan California  Mastitis Test (CMT) maka susu terjadi koagulasi. (Suwito, dkk, 2013).
Mastitis dibedakan mastitis klinis dan subklinis. Mastitis klinis tanda-tandanya dapat dilihat secara kasat mata seperti susu yang abnormal adanya lendir dan penggumpalan pada susu, puting yang terinfeksi terasa panas, bengkak dan sensitive bila disentuh saat pemerahan. Mastitis subklinis merupakan salah satu kasus mastitis dengan tingkat kejadian 15-40 kali lebih banyak dibandingkan dengan kasus mastitis klinis. Mastitis subklinis ditandai dengan terjadinya penurunan produksi dan mutu susu. Penurunan produksi dan mutu susu menyebabkan turunnya harga, banyak susu yang terbuang dan tidak bisa ditampung di koperasi karena tidak layak untuk konsumsi (Sholikhatin, dkk, 2014).
Insiden  mastitis  pada  sapi  perah  di Indonesia  sangat  tinggi  sekitar  85%  dan sebagian  besar  penyakit  mastitis  yang sering  menyerang  sapi  perah  adalah mastitis  sub-klinis (Gunawan, dkk, 2013).
Bakteri patogen penyebab mastitis masuk ke dalam puting. Setelah bakteri berhasil masuk ke dalam kelenjar, akan membentuk koloni yang dalam waktu singkat akan menyeba ke lobuli dan alveoli. Pada saat mikroorganisme sampai di mukosa kelenjar, tubuh akan bereaksi dengan memobilisasi leukosit. Proses radang ditandai dengan peningkatan suhu, jumlah darah yang mengalir, nyeri, bengkak, dan gangguan fungsi.


0 komentar:

Posting Komentar

.comment-content a {display: none;}